Hai all,
udah lama aku ga ngepost sesuatu hahaha. Kali ini aku mau ngepost tugas
Biopsikologi nih, siapa tau bisa ngebantu rekan mahasiswa hahaha. Tugas ini
berbentuk makalah, berdasarkan SAP Biopsikologi di SAP Gunadarma.
Jangan lupa
credit daftar pustakanya ya^^
A.
Mekanisme Evolusi
Tidak ada makhluk hidup yang sama persis
meskipun berada dalam satu spesies. Keberadaan macam-macam karakteristik yang
dimiliki individu berperan sebagai pembeda antara individu yang satu dengan
yang lain. Sifat-sifat yang berbeda yang terdapat pada individu-individu dalam
satu spesies disebut variasi. Individu yang mengalami variasi disebut varian.
Jika satu spesies hidup pada suatu tempat yang berbeda dari asal-usulnya,
keturunan-keturunan berikutnya akan mengalami perubahan sehingga spesies
tersebut tidak sama dengan spesies dari asal usulnya, dengan demikian muncul
varian. Sifat dan karakteristik yang dimiliki suatu individu ditentukan oleh
gen. Perubahan yang terjadi pada gen menyebabkan terjadinya perubahan sifat
pada individu. Mutasi gen adalah perubahan susunan kimia dari suatu gen. Mutasi
gen merupakan mekanisme evolusi yang sangat penting. Pewarisan sifat dari induk
ke generasi berikutnya terjadi melalui gamet induk. Kenyataan itu menyebabkan
setiap gamet mengandung beribu-ribu gen, setiap individu menghasilkan
beribu-ribu gamet, sehingga jumlah generasi yang terjadi sedemikian banyak
selama masih adanya spesies tersebut. Berdasarkan kenyataan tersebut, dapat
diprediksi jumlah mutasi gen melalui laju mutasi gen dari suatu spesies.
Pemunculan mutasi gen seakan-akan terjadi secara spontan, misalnya di antara
seribu biji yang normal ditemukan satu biji yang tidak normal. Biji yang tidak
normal tersebut menghasilkan embrio yang abnormal. Hal ini terjadi melalui
mutasi gen sehingga laju mutasi spontan pada biji tersebut dikatakan 1 : 1.000
atau 10–3. Laju mutasi suatu spesies adalah angka-angka yang menunjukkan jumlah
gen-gen yang bermutasi di antara seluruh gamet yang dihasilkan oleh satu
individu dari suatu spesies.
Adanya perubahan lingkungan yang terjadi dari
masa ke masa, mengakibatkan individu-individu yang hidup pada masamasa tersebut
mengalami perubahan pula. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa
spesies-spesies yang hidup dari masa ke masa mengalami perubahan-perubahan.
Demikianlah yang menjadi dasar terjadinya evolusi.
1.
Variasi yang
dapat diwariskan (bahan baku evolusi)
Variasi
yang diwariskan merupakan bahan baku
evolusi karena pada tahun 1859 Charles Darwin seorang naturalis dari Inggris
menerbitkan buku The Origin Of Species, buku tersebut menyatakan bahwa semua
makhluk hidup yang ada di bumi ini merupakan hasil keturunan dari nenek moyang
yang sama yang mengalami modifikasi inilah yang disebut teori evolusi. Dengan
kata lain, teori evolusi menyatakan bahwa species bukanlah merupakan suatu yang
kekal dan tidak mengalami perubahan, melainkan berevolusi melalui proses
perubahan terhadap dari spesies yang tlah ada, semua spesies mempunyai hubungan
darah, sampai demikian setiap dua spesies yang ada di bumi ini pada suatu saat
dalam sejarah nya mempunyai leluhur yang sama, jadi pada intinya variasi itu
berupa keanekaragaman spesies yang ada
di dunia ini.
Ia
menemukan bahwa peternak dapat mengembangkan jenis baru hanya dari varian yang
timbul secara spontan pada ternaknya. Yaitu, hanya jika beberapa hewan
dilahirkan lebih berat atau lebih besar atau warna bulunya lebih gelap
dibandingkan dengan yang lain, maka peternak dapat mengembangkan jenis yang
lebih berat atau lebih tinggi atau berbulu lebih gelap. Darwin juga menyadari bahwa
varian ini tidak dapat timbul hanya sekedar karena di tempatkan di lingkungan
lain. Individu-individu yang yang lebih besar hanya karena makanan yang lebih
baik tidak akan dapat menyediakan bahan baku untuk jenis yang lebih besar.
Hanyalah variasi terwariskan yang dapat memenuhi tujuan ini. Ada dua bentuk
variasi yaitu:
a. Variasi tak terputus
Banyak sifat
yang ditemukan dalam suatu populasi tumbuhan atau hewan bervariasi dalam suatu
cara yang tak terputus dan halus dari satu ekstrem ke ekstrem yang lain. Berat
tubuh, panjang tubuh, dan warna bulu, baru tiga sifat yang dari padanya kita
harapkan dapat ditemukan variasi yang sangat banyak.
b.
Variasi terputus
Untuk
sifat-sifat tertentu, individu-individu dari beberapa populasi dapat dibagi
dalam dua kelompok yang jelas tanpa adanya kelompok antara. Fakta bahwa semua
manusia mempunyai satu dari empat golongan darah ABO merupakan contoh variasi
yang terputus-putus. Variasi seperti ini disebut polimorfisme.
Baik
variasi yang terputus maupun yang tak terputus dapat menjadi bahan baku evolusi
hanya saja jika timbulnya disebabkan oleh faktor-faktor menurun dan bukan
karena faktor lingkungan. Sifat ini dikatakan mempunyai daya temurun
(heretabilitas) yang tinggi. Sebaliknya jika keturunannya mampunyai kisaran
yang sama dengan rata-rata populasi, maka hanya faktor lingkungan yang bekerja.
Sifat seperti ini dikatakan mampunyai heritabilitas nol.
Variasi
berasal dari mutasi bahan genetika, migrasi antar populasi (aliran gen), dan
perubahan susunan gen melalui reproduksi seksual. Variasi juga datang dari
tukar ganti gen antara spesies yang berbeda; contohnya melalui transfer gen
horizontal pada bakteria dan hibridisasi pada tanaman. Walaupun terdapat
variasi yang terjadi secara terus menerus melalui proses-proses ini, kebanyakan
genom spesies adalah identik pada seluruh individu spesies tersebut. Namun,
bahkan perubahan kecil pada genotipe dapat mengakibatkan perubahan yang
dramatis pada fenotipenya. Misalnya simpanse dan manusia hanya berbeda pada 5%
genomnya.
Tidak ada spesies hidup yang tidak dapat
mengisi penuh habitat dengan jenisnya jika tersedia makanan yang yang tak
terbatas dan factor lain dalam lingkungannya itu menguntungkan. Beberapa akan
melaksanakannya lebih cepat dari yang lain. Nyatanya setiap spesies yang dalam
masa hidupnya menghasilkan lebih dari dua keturunan yang hidup, akan bertambah
jumlahnya kecuali jika kelebihan itu mati sebelum memberi keturunan. Skala
waktu berbeda untuk berbagai spesies, tetapi potensi untuk pertumbuhan
eksponensial ada pada semua spesies. Ketentuan yang mengendalikan pertumbuhan
populasi yang eksponensial adalah berupa sejumlah faktor yang bekerja bersamaan
yang oleh Darwin disebut seleksi ilmiah. Teori seleksi alamiah Darwin merupakan
kesimpulan berdasarkan tiga faktor alam yang dapat diamati dan dari suatu
kesimpulan pendahuluan.
Fakta
1 : Semua spesies mempunyai potensi reproduksi yang tinggi. Dari bakteri sampai
gajah, mempunyai kemampuan untuk memenuhi dunia ini dengan jenisnya.
Fakta
2 : Kecuali fluktuasi yang kecil, populasi spesies apapun dari tahun ke tahun
agak konstan.
Kesimpulan
1 : Karena itu, kita harus menyimpulkan bahwa semua mahluk menghadapi
perjuangan untuk eksistensi yang terus menerus, yaitu perjuangan yang banyak
diantara mereka akan mati muda.
Fakta
3 : Terdapat variasi yang diturunkan diantara individu tiap spesies.
Kesimpulan
2 : Karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa individu yang variasinya paling
cocok untuk lingkungannya mempunyai kemungkinan besar untuk bertahan hidup.
Variasi
individu dalam populasi dapat terjadi melalui :
-
Persilangan antar
individu dalam populasi tersebut
-
Perubahan
lingkungan yang menyebabkan mutasi bagi individu yang hidup di dalamnya
Variasi
genetik:
Rekombinasi
gen-gen yang dapat terjadi melalui perkawinan antara individu-individu yang
fertil sebab dalam perkawinan terjadi penyatuan antara gamet janan dan betina
yang masing-masing memiliki susunan genetik yang berbeda.
2.
Seleksi Alamiah
Seleksi alam adalah proses di mana mutasi
genetika yang meningkatkan keberlangsungan dan reproduksi suatu organisme
menjadi (dan tetap) lebih umum dari generasi yang satu ke generasi yang lain
pada sebuah populasi. Ia sering disebut sebagai mekanisme yang "terbukti
sendiri" karena:
-
Variasi
terwariskan terdapat dalam populasi organisme.
-
Organisme
menghasilkan keturunan lebih dari yang dapat bertahan hidup
-
Keturunan-keturunan
ini bervariasi dalam kemampuannya bertahan hidup dan bereproduksi.
Salah satu kecaman terhadap seleksi alamiah
Darwin adalah bahwa teorinya tidak dapat menjelaskan bagaimana sifat-sifat yang
diinginkan diwariskan dari generasi-kegenerasi yang berikutnya. Dengan kata
lain, Darwin tidak dapat menjelaskan mekanisme pewarisan sifat.
3.
Genetika Sumber
Variabilitas
Dalam
biologi, variabilitas genetik atau keragaman genetik adalah ukuran bagi
kecenderungan berbagai individu dalam suatu populasi untuk memiliki genotipe
yang berbeda-beda. Variabilitas dalam suatu sifat (karakter) tertentu
menggambarkan bagaimana sifat itu mampu berubah-ubah untuk menanggapi pengaruh
lingkungan dan genetik. Tingginya variabilitas genetik amat penting bagi
keanekaragaman hayati karena akan membantu suatu populasi beradaptasi dan
menghindari kepunahan. Selain itu, pemuliaan tanaman dan hewan banyak mengambil
manfaat dari luasnya variabilitas genetik.
Variabilitas
genetik tidak sama dengan keanekaragaman genetik. Istilah yang terakhir mengacu
pada ukuran banyaknya variasi yang teramati dalam suatu populasi. Variabilitas
genetik dapat teramati apabila terjadi perubahan lingkungan yang memaksa suatu
populasi beradaptasi. Apabila populasi tersebut mampu tetap bertahan tanpa
mengalami penyusutan populasi, dapat diketahui bahwa individu-individu
anggotanya memiliki variabilitas genetik yang tinggi.
4.
Pengaruh Seleksi
Pada Populasi
Menurut Teori Darwin: Evolusi disebabkan
terutama oleh adanya Seleksi alam yang terjadi pada Populasi. Seleksi yaitu kondisi atau tindakan
yang mengakibatkan genotipe tertentu bertahan dalam populasi sedangkan genotipe
lainnya tersingkirkan.
Seleksi merupakan kekuatan utama yang dapat
menimbulkan perubahan frekuensi alel dalam populasi. Pengaruh seleksi dapat
diukur dengan membandingkan jumlah individu sebelum dan sesudah seleksi. Jadi
pengaruhnya pada populasi karena adanya persaingan hidup di bumi yang mana
harus berjuang untuk mempertahankan hidupnya dari perubahan-perubahan yang
terjadi di bumi akibat adanya perubahan struktur bumi. Jika suatu organisme
atau makhluk hidup tidak dapat mempertahankan hidupnya, maka organisme tersebut
akan punah. Bagi makhluk hidup yang mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan
maka makhluk hidup tersebutlah yang dapat bertahan hidup melanjutkan
kelangsungan hidupnya.
Pengaruhnya
terhadap populasi adalah :
-
Segala jenis
kehidupan di dunia ini tidak ada yang sama.
Dalam satu keturunan, antara individu satu
dengan lainnya menunjukkan suatu variasi. Dimana variasi ini menyebabkan setiap
individu memiliki kekuatan yang berbeda-beda untuk bertahan terhadap Seleksi alam.
-
Perkembangan
populasi suatu organisme dibatasi oleh adanya ruang dan makanan.
Populasi memiliki daya reproduksi yang tinggi,
tetapi dengan adanya persaingan memperebutkan tempat tinggal dan ketersediaan
makanan, menyebabkan timbulnya seleksi pada populasi. Siapa yang kuat, dia yang
akan bertahan.
-
Semakin banyak
seleksi yang terjadi maka semakin beragam populasi yang ada.
Semakin
banyak populasi yang ada maka keanekaragaman suatu populasi akan semakin
beragam. Selama populasi masih terus mangalami seleksi, maka evolusi akan terus
terjadi. Punahnya berbagai macam populasi mempengaruhi keanekaragaman variasi
yang ada pada suatu populasi.
B.
Asal Usul Spesies
1.
Peranan Isolasi
Pada Spesiasi
Spesiasi adalah proses suatu spesies
berdivergen menjadi dua atau lebih spesies. Pada organisme yang berkembang biak
secara seksual, spesiasi dihasilkan oleh isolasi reproduksi yang diikuti dengan
divergensi genealogis.
Mekanisme spesiasi tidak terlepas dari adanya
isolasi pada tiap-tiap spesies sehingga memunculkan spesies baru. Berbagai
macam isolasi akhirnya akan mengubah susunan gen dalam tubuh suatu spesies.
Jenis-jenis isolasi yang menyebabkan spesiasi adalah sebagai berikut:
a.
Isolasi Waktu
Contoh
isolasi waktu adalah pada kuda. Kuda jaman Eosen yaitu Eohippus berevolusi
hingga sekarang menjadi Equus. Urutan evolusinya adalah Eohippus – Mesohippus –
Meryhippus – Pliohippus – Equus. Dari jaman Eosen hingga sekarang seorang ahli
Palaeontolog menduga telah terjadi 150 ribu kali mutasi yang menguntungkan
untuk setiap gen kuda. Dengan demikian terdapat cukup banyak perbedaan antara
nenek moyang kuda dengan kuda yang kita kenal sekarang. Oleh sebab itu
kuda-kuda tersebut dinyatakan berbeda spesies.
b.
Isolasi Geografis
Contohnya
adalah burung Fringilidae yang mungkin terbawa badai dari pantai Equador ke
kepulauan Galapagos. Karena pulau-pulau itu cukup jauh jaraknya maka perkawinan
populasi satu pulau dengan pulau lainnya sangat jarang terjadi. Akibat
penumpukan mutasi yang berbeda selama ratusan tahun menyebabkan kumpulan gen
yang jauh berbeda pada tiap-tiap pulaunya. Dengan demikian populasi burung di
tiap-tiap pulau di kepulauan Galapagos menjadi spesies yang terpisah. Isolasi
ini memunculkan adanya endemisme baik hewan ataupun tumbuhan.
c.
Isolasi
Reproduksi
Tanda
dua populasi berbeda spesies adalah bila mereka tidak dapat berhibridisasi atau
disebut juga mengalami isolasi reproduksi. Isolasi reproduksi dapat terjadi
karena:
-
Isolasi ekologi,
yaitu isolasi karena menempati habitat yang berbeda. Isolasi ini hampir sama
dengan isolasi geografi.
-
Isolasi musim,
terjadi akibat perbedaan waktu pematangan gamet.
-
Isolasi tingkah
laku, akibat perbedaan tingkah laku dalam hal perkawinan.
-
Isolasi mekanik,
terjadi karena bentuk morfologi alat kelamin yang berbeda.
-
Isolasi gamet,
terjadi karena gamet jantan tidak memiliki viabilitas dalam alat reproduksi
betina.
-
Terbentuknya
bastar mandul.
-
Terbentuknya
bastar mati bujang.
Selain isolasi yang terjadi secara alami
seperti yang telah disebutkan di atas, spesiasi juga dapat terjadi karena
domestikasi. Domestikasi memindahkan hewan atau tumbuhan liar dari habitat
aslinya ke dalam lingkungan yang diciptakan oleh manusia. Hal ini mengakibatkan
muncul jenis hewan dan tumbuhan yang memiliki sifat yang menyimpang dari sifat
aslinya. Muncul jenis hewan dan tumbuhan yang memiliki sifat yang menyimpang
dari sifat aslinya.
2.
Penyatuan Kembali
Spesiasi Oleh Poliploidi
Poliploidi
adalah kondisi pada suatu organisme yang memiliki set kromosom (genom) lebih
dari sepasang. Organisme yang memiliki keadaan demikian disebut sebagai
organisme poliploid. Usaha-usaha yang dilakukan orang untuk menghasilkan
organisme poliploid disebut sebagai poliploidisasi. Poliploidi umum terjadi
pada tumbuhan. Ia ditemukan pula pada hewan tingkat rendah (seperti cacing
pipih, lintah, atau beberapa jenis udang), dan juga fungi.
Poliploidi
seringkali memberikan efek dramatis dalam penampilan atau pewarisan sifat yang
bisa positif atau negatif. Tumbuhan secara umum bereaksi positif terhadap
poliploidi. Tetraploid (misalnya kentang) dan heksaploid (misalnya gandum)
berukuran lebih besar (reaksi "gigas", atau "raksasa")
daripada leluhurnya yang diploid. Karena hasil panen menjadi lebih tinggi,
poliploidi dimanfaatkan dalam pemuliaan tanaman. Berbagai kultivar tanaman hias
(misalnya anggrek) dibuat dengan mengeksploitasi poliploidi.
Reaksi
negatif terjadi terhadap kemampuan reproduksi, khususnya pada poliploidi
berbilangan ganjil, meskipun ukurannya membesar. Karena terjadi
ketidakseimbangan pasangan kromosom dalam meiosis, organisme dengan ploidi
ganjil biasanya mandul (steril). Pemuliaan tanaman, sekali lagi,
mengeksploitasi gejala ini. Karena mandul,semangka triploid tidak memiliki biji
yang normal (bijinya tidak berkembang normal atau terdegenerasi) dan dijual
sebagai "semangka tanpa biji". Penangkar tanaman hias menyukai
tanaman triploid karena biji tanaman ini tidak bisa ditumbuhkan sehingga
konsumen harus membeli tanaman dari si penangkar.
Hewan
bertulang belakang (vertebrata) bereaksi negatif terhadap poliploidi. Biasanya
yang terjadi adalah kematian pralahir.
please use them nicely, don't forget to put the source.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar