1.
Definisi
Hubungan Interpersonal
Menurut
Dian & Srifatmawati (2012) hubungan interpersonal adalah hubungan yang
terdiri dari dua orang atau lebih yang saling tergantung satu sama lain dan
menggunakan pola interaksi yang konsisten.
Menurut
Cangara (2011) interpersonal secara umum adalah proses komunikasi yang
berlangsung antara dua orang atau lebih secara tatap muka.
Menurut
Baron & Bryne (2002) hubungan interpersonal adalah hubungan diluar diri
atau disebut juga dengan penyesuaian dengan orang lain.
Menurut
Sarwono (2002) hubungan antar pribadi (interpersonal
relation) yaitu salah satu unsur dasar yang dipelajari dalam psikologi
sosial dan merupakan awal dari segala bentuk interaksi sosial.
2.
Konsep
Hubungan Interpersonal
Menurut
Wood (2010) terdapat beberapa konsep interpersonal, yaitu:
a.
Selective
Pada
dasarnya setiap orang akan memilih dengan siapa dia akan berkomunikasi, kita
tidak ingin berkomunikasi secara intim dengan semua orang yang kita temui,
namun kita memilah-milah berdasarkan keinginan, kebutuhan dan kepentingan kita.
Dalam beberapa kasus, misalkan, seringkali kita menolak panggilan telepon dari
orang yang kita tidak ingin bicara dengannya; atau kita tidak mau menemui tamu
yang datang kerumah atau ke kantor kita dengan satu atau beberapa alasan. Kita
hanya mau membuka diri sepenuhnya pada beberapa orang yang memang kita pilih.
b.
Systemic
Komunikasi
antarpribadi juga bersifat sistemik, yang berarti bahwa komunikasi ini terjadi
didalam berbagai sistem. Dalam model transaksional, komunikasi terjadi dalam
konteks yang mempengaruhi atribusi peristiwa dan makna kita. Latar belakang
sosial dan budaya, termasuk institusi pendidikan darimana kita berasal, sangat
mempengaruhi, dapat disebut sebagai sistem. Masing-masing sistem mempengaruhi
komunikasi kita, dan bagaimana kita menafsirkan dan mempersepsikan satu sama
lain. Cara orang berkomunikasi juga berbeda-beda dalam berbagai budaya. Di
Amerika utara, misalkan, setiap orang cenderung berkomunikasi secara
tegas (assertively) dan melihat mata lawan bicara, sementa itu,
pada kebanyakan masyarakat Asia ketegasan dan kontak mata dianggap kasar dan
tidak sopan.
Karena
komunikasi interpersonal bersifat sistemik; situasi, waktu, orang, budaya,
pengalaman pribadi, dan sebagainya berinteraksi untuk mempengaruhi makna. Bukan
hanya satu atau beberapa bagian dari sistem tersebut mempengaruhi komunikasi
kita, namun semua bagian dari sistem yang berinteraksi mempengaruhi komunikasi
kita. Dengan kata lain, setiap unsur sistem saling bergantung dan terkait
dengan unsur lainya.
c.
Unique
Pada
tingkat terdalam komunikasi interpersonal bersifat unik. Dalam
hubungan yang yang lebih dari sekadar peran sosial, setiap orang adalah
unik dan karena itu tak tergantikan. Kita bisa mengganti orang dalam sebuah
hubungan dengan petugas customer service, atau bahkan kita
bisa mengganti lawan dalam pertandingan bulu tangkis, namun kita tidak bisa
menggantikan sebuah hubungan karib (intimates). Ketika kita
kehilangan teman dekat, atau kekasih yang kita sayangi, kita mungkin bisa
menemukan teman baru atau kekasih baru, tetapi hubungan ini tidak dapat
dipertukarkan dengan teman atau kekasih kita yang telah pergi.
Sama
seperti setiap orang yang bersifat unik, begitu juga setiap persahabatan
ataupun hubungan romantis selalu bersifat unik. Masing-masing hubungan
mengembangkan ritme dan pola tersendiri yang khas, dan bahkan kosa kata khusus
yang diciptakan untuk sebuah hubungan tertentu.
d.
Processual
Komunikasi
antarpribadi adalah proses yang berlangsung (ongoing) dan
berkesinambungan (continous). Dengan demikian berarti, pertama, komunikasi akan
terus berkembang dari waktu ke waktu, semakin lama akan semakin pribadi.
Semakin lama kita kenal dengan seseorang, kemungkinan, kita akan semakin dekat
dan semakin pribadi dengan orang lain. Meskipun, pada dasarnya sebuah hubungan
tidak ditentukan oleh waktu, namun demikian seiring berjalannya waktu, sebuah
hubungan akan lebih mudah berkembang menjadi hubungan yang dekat dan intim.
Sebagai sebuah proses yang berlangsung (ongoing), komunikasi
antarpribadi tidak memiliki batasan awal dan akhir yang jelas. Kita tidak
pernah tahu kapan komunikasi dimulai dan akan berakhir. Meskipun tampaknya
komunikasi dimulai ketika kita menyapa seseorang, namun mungkin saja
pertemuan-pertemuan sebelumnya merupakan titik awal yang memungkinkan orang
tersebut merasa nyaman untuk berkomunikasi dengan kita. Demikian pula, kita
tidak tahu secara pasti kapan komunikasi akan berakhir, bisa jadi interaksi
kita dengan seseorang telah berakhir, namun bukan berarti komunikasi telah
berakhir.
e.
Transactional
Komunikasi
antarpribadi adalah proses transaksi diantara orang-orang. Ketika kita
berbicara dengan seorang teman, misalkan, kemudian teman kita tersenyum. Atau
ketika kita atasan Anda menjelaskan sebuah ide, dan Anda mengangguk untuk
menunjukkan bahwa Anda memahami. Dalam percakapan antarpribadi, semua pihak
berkomunikasi secara kontinu dan bersamaan (simultaneously).
3.
Ciri-ciri
Hubungan Interpersonal
Adapun
ciri-ciri hubungan interpersonal menurut Suranto (2011), yaitu:
a.
Mengenal secara dekat, bahwa pihak-pihak yang terlibat dalam
hubungan interpersonal saling mengenal secara dekat. Dikatakan mengenal secara
dekat, karena tidak hanya saling mengenal identitas dasar saja, namun lebih
dari itu.
b.
Saling memerlukan, hubungan interpersonal diwarnai oleh pola hubungan
yang saling menguntungkan secara dua arah dan saling menguntungkan.
c.
Hubungan interpersonal juga ditandai oleh pemahaman sifat-sifat
pribadi diantara kedua belah pihak.
d.
Kerjasama akan timbul apabila orang menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan
mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri.
4.
Siklus
Hubungan Interpersonal
Knapp
(dalam Tubbs & Moss, 1996) menuliskan mengenai siklus hubungan
interpersonal yang terdiri dari sepuluh tahapan, lima tahap pertama merupakan
tahap menuju kebersamaan (coming
together) dan lima tahap berikutnya menuju perpisahan (coming apart).
a.
Tahap menuju kebersamaan (coming
together):
1)
Tahap Memulai (Initiating)
Merupakan usaha-usaha yang sangat awal yang kita lakukan dalam
percakapan dengan seseorang yang baru kita kenal. Tujuannya adalah untuk
mengadakan kontak dan menyatakan minat. Biasanya komunikasi dilakukan dengan
hati-hati dan konvensional.
2)
Tahap Penjajagan (Experimenting)
Adalah fase di mana kita mencoba topik-topik percakapan untuk
mengenal satu sama lain. Biasanya kita banyak mengajukan pertanyaan dan
berbasa-basi. Tujuan komunkasi di sini adalah untuk mengetahui kesamaan dan
perbedaan di antara kedua belah pihak dengan cara-cara yang aman. Hubungan akan
lebih menyenangkan jika dalam tahap ini berhasil dibangun
kepentingan-kepentingan yang sama. Suka atau tidak suka, kebanyakan hubungan
kita mungkin tidak berlangsung lebih jauh dari tahap ini.
3)
Penggiatan (Intesifying)
Menandai awal keintiman, berbagi informasi pribadi, dan awal
informalitas yang lebih besar. Perubahan terjadi dalam perilaku komunikasi
verbal maupun nonverbal. Secara verbal, derajat keterbukaan dalam membuka diri
lebih besar, misalnya: "Kedua orang tuaku bercerai..." atau "Aku
jatuh hati padamu...", dsb. Perubahan komunikasi nonverbal menjadi lebih
intim terlihat dari kedekatan fisik, tangan yang berpegangan, kontak mata yang
lebih sering, dsb.
4)
Pengintegrasian (Integrating)
Terjadi bila dua orang mulai menganggap diri mereka sebagai
pasangan. Keduanya secara aktif memupuk semua minat, sikap dan kualitas yang
tampaknya membuat mereka unik sebagai pasangan. Mereka mungkin juga melakukan
hal itu dengan cara simbolik misal bertukar cincin, menyebut suatu lagu sebagai
'lagu kita', dst.
5)
Pengikatan (Bounding)
Adalah tahap yang lebih formal atau ritualistik, bisa berbentuk
pertunangan atau perkawinan, namun “berhubungan tetap” juga merupakan suatu
bentuk pengikatan. Pasangan tersebut sepakat menerima seperangkat aturan atau
norma yang mengatur hubungan mereka, dan mereka kini lebih sulit untuk
berpisah.
b.
Tahap menuju perpisahan (coming
apart):
1)
Pembedaan (Differentiating)
Terjadi bila dua orang menetapkan bahwa mungkin hubungan mereka
terlalu membatasi. Sekarang mereka mulai memusatkan perhatian pada
perbedaan-perbedaan daripada kesamaan-kesamaan. Mereka ingin mengerjakan urusan
mereka sendiri-sendiri, dan mulai menekankan individualitas. Fase ini ditandai
dengan makin seringnya terjadi perselisihan di antara mereka.
2)
Pembatasan (Circumscribing)
Adalah suatu tahap yang menunjukkan bahwa pasangan mulai mengurangi
frekuensi dan keintiman komunikasi mereka. Topik-topik tertentu yang cenderung
menimbulkan suasana panas berusaha dihindari. Sikap mereka menjadi lebih formal
seolah-olah mereka tidak mengenal satu sama lain secara baik.
3)
Stagnasi (Stagnating)
Menunjukkan kemerosotan hubungan yang semakin jauh sehingga mereka
mencoba untuk bertahan dengan alasan-alasan keagamaan atau keuangan, atau demi
kebaikan anak-anak, atau faktor lain yang tidak berhubungan dengan daya tarik
terhadap pasangannya. Komunikasi verbal dan nonverbal semakin menyerupai
komunikasi antara orang-orang asing. Hubungan itu sendiri tak pernah
dibicarakan lagi.
4)
Penghindaran (Avoiding)
Adalah suatu taktik untuk meminimalkan penderitaan atas pengalaman
hubungan yang merosot sama sekali. Perceraian fisik sering terjadi, atau paling
tidak walau pun mereka masih tinggal bersama/berdekatan mereka mampu menjaga
kontak yang minimum.
5)
Pemutusan (Terminating)
Adalah tahap final dalam suatu hubungan. Menurut Knapp, pemutusan
hubungan bisa terjadi setelah suatu percakapan singkat maupun setelah tumbuhnya
keintiman sepanjang hidup. Umumnya, semakin lama dan semakin penting hubungan
itu, semakin menyakitkan perpisahan yang terjadi.
Baron, R. A. & Bryne, D. (2002). Psikologi
sosial edisi kesepuluh. Jakarta: Erlangga.
Cangara, H. (2011). Pengantar ilmu komunikasi.
Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Dian, W. & Srifatmawati, M. (2012). Hubungan
interpersonal. Jakarta: Salemba Humanika.
Sarwono, S. W. (2002). Psikologi sosial individu
& teori psikologi sosial. Jakarta: Balai Pustaka
Suranto, Aw. (2011). Komunikasi interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Tubbs, Stewart L. & Moss, Sylvia. (1996). Human
commnication: prinsip-prinsip
dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wood, Julia T. (2014). Interpersonal communication: everyday encounters. United States of
America: Cengage Learning
please use them nicely, don't forget to put the source.
please use them nicely, don't forget to put the source.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar